Kenapa Mau Lanjut S2?

Agni Aflikhiya
4 min readAug 11, 2022

--

Sampai satu hari sebelum memasuki hari pertama orientasi. Aku ingat betul bagaimana rasa takut dan cemas itu sempat mendominasi isi kepalaku. Perasaan kecil dan pertanyaan seperti, “Apa aku bisa? Apa benar aku sudah siap menjalani kehidupan mapro di depan?” dst.

Pergulatan yang ada di dalam kepalaku itu coba aku renungkan untuk akhirnya aku mampu mengurai dan menerima perasaan-perasaan yang muncul. Aku menyadari betul bahwa aku punya kecenderungan untuk lari/kabur dari sebuah masalah. Tapi, aku tidak mau lari dari hari penting itu besok. Hari pertama aku menginjakkan kaki dengan status maba di ‘kampus impian’. Lagipula, aku ingat juga hari-hari di mana aku menemukan ‘why’ aku mantap memilih lanjut S2. Bukan karena orang-orang di sekitar aku meminta aku melakukan hal itu. Bukan karena aku merasa lelah bekerja dan lari ke sini (yang mana jauh lebih melelahkan dan mengeluarkan lebih banyak uang hehe). Bukan karena ingin mendapatkan pengakuan atau pujian. Aku sudah menemukan alasan itu dari dalam diriku.

Jadi, aku mencoba menerima rasa takut yang mana memang wajar muncul karena berupa hal baru dan punya dampak yang besar ke dalam hidup saya. Alhamdulillah, aku pun bisa datang secara full selama 6 hari. Tidak ada satupun agenda yang aku lewatkan, barang telat 5 menit pun tidak pernah, dan aku sangat bersyukur bisa belajar banyak hal di minggu orientasi ini.

Kami belajar tentang apa saja yang menjadi nilai-nilai UGM, mengenal lebih dekat sistem belajar di S2, strategi belajar yang efektif dan efisien, timeline belajar, dan karier dari lulus magister profesi klinis (sesuai dengan peminatan yang akuambil).

Tapiii, dari serangkaian kegiatan yang dilakukan di kampus selama 4 hari dan 2 hari di Kaliurang. Aku begitu terkesan dengan pengalaman dan pembelajaran yang ku peroleh selama kegiatan di luar kampus tersebut.

Selain menjalani kegiatan outbound pertama di luar setelah 2 tahun terakhir banyak berkutat di dalam rumah. Aku juga merasa kagum dan terharu dengan seluruh rangkaian kegiatan yang disiapkan oleh tim trainer untuk ‘menggodok’ kami sebelum masuk kuliah. Kami benar-benar diberi contoh langsung untuk ‘berpikir sebelum bertindak’ bukan ‘hanya berpikir tapi tidak berani bertindak’ atau ‘bertindak tanpa berpikir’. Di setiap kegiatan permainan yang kami lakukan punya filosofi yang bertujuan agar kami dapat memahami dunia S2 lebih baik.

Beberapa insight yang aku dapat ingat dan rasanya penting untuk dibagikan bagi siapapun yang berminat mendaftar mapro, yakni:

  1. Rupanya aku enggak sendiri bila merasa minder atau kurang percaya diri dengan kemampuan diri-ku, karena banyak mahasiswa lain yang juga memiliki ketakutannya sendiri. Bahkan para dosen pun mengingatkan bahwa perkuliahan mapro memang akan berkali-kali lipat beratnya dibandingkan kuliah magister lain. Bayangkan, bukan cerita dari mahasiwa senior aja tapi dari para dosen yang sudah melalui lebih banyak situasi menantang. Kuliah mapro tu pahitnyaa luarrrr biasaaa tapi memang itu konsekuensi yang harus kami telan.
  2. Apabila rasa minder itu justru menghalangi kita untuk bergerak maju berarti porsinya sudah berlebih dan ga sebaiknya ‘diikuti’. Mestinya rasa kurang PEDE ini bisa jadi bahan bakar untuk instropeksi diri, mengasah kemampuan diri, dan mengupayakan cara2 baru yang lebih efektif dan efisien daripada mengulang cara lama yang tidak efektif.
  3. Sepanjang perjalanannya pertanyaan ‘kenapa mau S2?’ ini mungkin akan terus diuji dengan ‘kejutan-kejutan’ yang tidak pernah dibayangkan dan diharapkan sebelumnya. Tapi, selalu mengingat alasan pertama kita memulai ini semua lah yang seharusnya menjadi penguat kita.
  4. Kalau Anda sudah masuk dan dinyatakan ‘lulus’ berarti Anda sudah digariskan Tuhan mengemban tanggung jawab ini, terlepas mungkin saja ada error yang terjadi dalam penilaian atau kalian merasa masih belum siap. Hanya saja, pilihannya Anda harus bersiap dan menjalani tanggung jawab ini dengan sebaik-baiknya.Tidak bisa putar balik. Diingatkan kembali bahwa ada banyak orang yang menginginkan posisi yang Anda miliki saat ini, namun tidak memiliki ‘keberuntungan’ yang kalian punya.
  5. Ingat juga: ada begitu banyak pengorbanan yang telah diri sendiri/orang tua/atau bahkan ‘uang’ rakyat yang ikut mendukung perjalanan kuliah Anda. Jadi, cara satu-satunya Anda untuk membalas jasa adalah dengan segera menyelesaikan kuliah Anda dan turun berkontribusi ke tengah masyarakat.
  6. Aku dan teman-teman mapro lainnya berasal dari berbagai daerah yang berbeda di Indonesia. Kami bukan sedang membawa ambisi atau misi pribadi saja, melainkan kami diharapkan untuk bisa ‘segera’ kembali ke daerah tempat kami berasal dan mengupayakan penyelesaian isu yang ada di daerah tersebut. Salah satu visi dari kampus kerakyatan ini memang ingin melahirkan psikolog secara merata di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, siapa saja yang ingin mendaftarkan diri sebaiknya mematangkan kembali alasan serta rencana hidup ke depan sebagai seorang psikolog.
  7. Persiapan sebelum menjalani periode berkuliah itu memang penting, menyusun target, strategi, dan seterusnya. Tapi ingat juga akan selalu ad hal-hal yg di luar rencana terjadi, belajar adaptif, dan berani ambil pilihan yang mana konsekuensinya paling bisa kamu toleransi rasa ‘sakit’nya.
  8. Terakhir, perjalanan menjadi seorang Psikolog itu akan sangaaaat panjang. Apakah kalian benar-benar siap menjalani proses berat yang ada ke depan untuk membentuk diri Anda? Berhadapan dengan berbagai ragam dan karakter klien itu berarti profesi ini punya risiko yang besar. Khususnya, bagi yang mengambil peminatan klinis itu akan berhubungan langsung dengan hidup dan mati banyak orang.

Sepertinyaa segitu duluu yang aku ingat dan bisa bagikan ke temen-temen yang bertanya terkait persiapan tes UGM. Di samping menyiapkan diri untuk menjalani tahap-tahap tes dimulai dari pengumpulan berkas, tes tulis dan wawancara. Aku rasa persiapan mental dan mengenal lebih jauh diri dan motivasi diri teman-teman adalah kunci untuk membuka ‘gembok’ seleksi. Teruslah melakukan refleksi dari jauh-jauh hari. Lewat apa saja yang sudah terjadi dalam hidup teman-teman, pembelajaran apa yang bisa diambil, dan keterkaitannya dengan alasan memilih psikologi profesi. Selamat mencoba! Jangan lupa nikmati prosesnya ya!

--

--